Suasana
malam mulai terasa semakin dingin dan menusuk, keheningan pun mulai terasa. Air
mata pun terjatuh dari sudut mata Aliya. Tak ada suara. hanya guratan kesedihan
yang tak bisa terbendung dari wajah anggun Aliya. Deni hanya bisa
menenangkannya dengan mengusapkan air matanya dengan kedua jempolnya sambil
berkata.
“kamu
jangan nakal ya? Mas pasti akan balik dan melamar mu”
Aliya
hanya bisa mengangguk ringan sambil tersenyum simpul. Meski ia sungguh tak bisa
menghentikan rintikan air matanya yang terus jatuh seakan-akan tak mau
berhenti. Dengan tatapan tajam Aliya menatap wajah deni yang penuh keteduhan.
Tanpa berucap selirih kata.
Akhirnya
mereka pun berpelukan untuk yang terakhir kali, sebelum mereka benar-benar dipisahkan
oleh keheningan malam dan air mata.