Berdirilah di sudut, katamu.
Raba tembok tua itu.
Di dekat pigura yang tergores pisau,
tertulis “1927”.
Siapa tahu kita akan tenang dengan ruang yang dihuni waktu:
pintu kayu besi yang dibalur lumut,
engsel yang digerus asin laut,
gambar dua mendiang presiden pada dinding….
Mungkin mercu ini akan melindungi kita
dari hal-hal yang berarti,
dengan tamasya yang minimal.
Seorang penjaga pernah menuliskan
satu kalimat di langit-langitnya,
“Cahayaku memberikan segalanya ke samudera.”
Raba tembok tua itu.
Di dekat pigura yang tergores pisau,
tertulis “1927”.
Siapa tahu kita akan tenang dengan ruang yang dihuni waktu:
pintu kayu besi yang dibalur lumut,
engsel yang digerus asin laut,
gambar dua mendiang presiden pada dinding….
Mungkin mercu ini akan melindungi kita
dari hal-hal yang berarti,
dengan tamasya yang minimal.
Seorang penjaga pernah menuliskan
satu kalimat di langit-langitnya,
“Cahayaku memberikan segalanya ke samudera.”