Selamat pagi wahai penjelajah dunia maya. Sudah terlampau lama blog ini kehilangan penghuninya. Ya, ia menghilang untuk mengerjakan sesuatu. Entah apalah itu, mungkin mencoba berpura-pura sibuk atau ingin terkesan sibuk.
Debu pun nampak mulai menjadi dekorasi sudut-sudut blog ini. Tak ketinggalan, tuh lihatlah diatas sana, sarang laba-laba tampak begitu indah menjuntai, seperti tali-tali jemuran tak bertuan. Oh, apa yang sebenarnya membuat aku kembali menulis pada blog ini? blog yang telah menemaniku selama 2 tahun lebih.
oke kembali pada poin rujukan, atau garis besar cerita. Nah, emangnya apa yang ingin kamu ceritakan? entahlah, sepertinya saya betul-betul ingin bercerita. Bercerita melalui ruang tanpa dinding, dan tanpa atap. Luas dan tak terbatas.
Sudah hampir satu minggu ini, aku berada dengan sebuah keluarga sederhana dan bersahaja. Ya, itu penilaian cukup subjektif dari kacamata ku. Mereka masih saudara ku, kepala rumah tangganya adalah kakak dari ibu ku. Akan tetapi keluarga ini tidak sedekat keluarga ku yang lain secara emosional. Mungkin karena baru setahun ini aku berada diantara lingkungan mereka dan menjadi salah satu orang yang harus mereka ingat dalam memori mereka.
Sejujurnya aku merasakan begitu nyaman tinggal bersama mereka. Mereka begitu sangat ramah dan sopan terhadap ku. Mungkin karena aku masih saudara, atau mungkin karena mereka baru bertemu saudara jauh mereka? entahlah, tapi ini sangat nyata ku rasakan. Bahkan aku tak pernah mendapatkan perlakuan sespesial kali ini jika dibandingkan dengan keluarga ku yang lain.
Dengan perlakuan yang begitu khusus, kurasakan bahwa raga ini justru menjadi beban bagi mereka. Menjadi batu yang senantiasa harus diangkat kemana pun mereka berlalu. Mungkin ini disebut dengan over comfort zone, atau berada pada zona nyaman yang begitu nyaman. Hingga aku merasa bahwa secepat mungkin aku harus segera beranjak dari rumah mereka. Rumah sederhana, tapi begitu nyaman.
Aku sering mendengar bahwa orang yang telah berada pada zona nyaman akan enggan untuk beranjak dari zona tersebut. Banyak dari mereka lebih memilih diam pada keadaan itu dan biarkan raganya menikmati kenyamanan itu selamanya, mungkin hingga tua dan mati. Aku setuju, sangat manusiawi. Tapi banyak juga diantara mereka yang ingin terbebas dari zona nyaman dan mencari zona baru dengan tantangan baru.
Itulah yang kemudian mereka katakan bahwa "jika ingin sukses maka harus keluar dari zona nyaman". Aku setuju, untuk keadaan ku saat ini, aku harus beranjak dari zona nyaman ini. Alasannya bukan karena aku ingin sukses seperti kata para motivator kawakan. Tapi ini adalah langkah yang wajib aku turuti.
Bermaksud agar aku tidak menjadi beban dan mencoba dapat menikmati hidup seperti burung-burung yang dapat terbang dengan kebebasannya. :)
Debu pun nampak mulai menjadi dekorasi sudut-sudut blog ini. Tak ketinggalan, tuh lihatlah diatas sana, sarang laba-laba tampak begitu indah menjuntai, seperti tali-tali jemuran tak bertuan. Oh, apa yang sebenarnya membuat aku kembali menulis pada blog ini? blog yang telah menemaniku selama 2 tahun lebih.
oke kembali pada poin rujukan, atau garis besar cerita. Nah, emangnya apa yang ingin kamu ceritakan? entahlah, sepertinya saya betul-betul ingin bercerita. Bercerita melalui ruang tanpa dinding, dan tanpa atap. Luas dan tak terbatas.
Sudah hampir satu minggu ini, aku berada dengan sebuah keluarga sederhana dan bersahaja. Ya, itu penilaian cukup subjektif dari kacamata ku. Mereka masih saudara ku, kepala rumah tangganya adalah kakak dari ibu ku. Akan tetapi keluarga ini tidak sedekat keluarga ku yang lain secara emosional. Mungkin karena baru setahun ini aku berada diantara lingkungan mereka dan menjadi salah satu orang yang harus mereka ingat dalam memori mereka.
Sejujurnya aku merasakan begitu nyaman tinggal bersama mereka. Mereka begitu sangat ramah dan sopan terhadap ku. Mungkin karena aku masih saudara, atau mungkin karena mereka baru bertemu saudara jauh mereka? entahlah, tapi ini sangat nyata ku rasakan. Bahkan aku tak pernah mendapatkan perlakuan sespesial kali ini jika dibandingkan dengan keluarga ku yang lain.
Dengan perlakuan yang begitu khusus, kurasakan bahwa raga ini justru menjadi beban bagi mereka. Menjadi batu yang senantiasa harus diangkat kemana pun mereka berlalu. Mungkin ini disebut dengan over comfort zone, atau berada pada zona nyaman yang begitu nyaman. Hingga aku merasa bahwa secepat mungkin aku harus segera beranjak dari rumah mereka. Rumah sederhana, tapi begitu nyaman.
Aku sering mendengar bahwa orang yang telah berada pada zona nyaman akan enggan untuk beranjak dari zona tersebut. Banyak dari mereka lebih memilih diam pada keadaan itu dan biarkan raganya menikmati kenyamanan itu selamanya, mungkin hingga tua dan mati. Aku setuju, sangat manusiawi. Tapi banyak juga diantara mereka yang ingin terbebas dari zona nyaman dan mencari zona baru dengan tantangan baru.
Itulah yang kemudian mereka katakan bahwa "jika ingin sukses maka harus keluar dari zona nyaman". Aku setuju, untuk keadaan ku saat ini, aku harus beranjak dari zona nyaman ini. Alasannya bukan karena aku ingin sukses seperti kata para motivator kawakan. Tapi ini adalah langkah yang wajib aku turuti.
Bermaksud agar aku tidak menjadi beban dan mencoba dapat menikmati hidup seperti burung-burung yang dapat terbang dengan kebebasannya. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar