Rabu, 13 Maret 2013

Apa sih kriteria dosen berkualitas? “gelar vs jam terbang”

Unknown | Rabu, Maret 13, 2013 | |


 Siang itu saya mengunjungi kantor atau bisa dibilang kesekretariatan dari salah satu organisasi yang ada di kampus. Terjadi obrolan ringan antara dengan beberapa kawan dari organisasi tersebut. Tanpa sengaja kami mendiskusikan atau mungkin lebih tepat disebut dengan mengungkapan pendapat tentang kualitas dosen. Nah, hal itu lah yang menjadi alasan mengapa artikel ini saya tulis.

Jika kita berbicara tentang akademisi atau lembaga pendidikan sebut saja kampus, pasti tidak akan terlepas dari berbicara masalah fasilitas yang ada di kampus tersebut. Mulai dari fasilitas fisik seperti laboratorium, ruang belajar,  hingga prasarana-prasarana lainnya. Selain itu, tentu kita juga akan berbicara masalah fasilitator yang ada di kampus tersebut, yakni dosen.

Dalam diskusi tersebut atau lebih tepatnya obrolan santai pada siang itu, ada yang mempertanyakan tentang kualitas dari seorang dosen muda. Terlebih jika dosen tersebut hanya memiliki disiplin ilmu setara dengan strata satu dan baru saja menamatkan studinya hingga minim akan pengalaman dunia pengajaran.

Untuk menentukan seorang dosen adalah berkualitas atau tidak tentu kita harus mempunyai indikasi yang rasional dan sama. Artinya rasional adalah dapat diterima akal atau mungkin dilakukan oleh seorang dosen kemudian sama, maksudnya adalah indikasi-indikasi tersebut harus sepaham antara satu kepala dengan kepala yang lain agar tidak terjadi kesalahpahaman di lain waktu.

Sebagai indikasi, apa sih yang harus dimiliki seorang dosen?


Dalam peraturan dikti seorang dosen harus memiliki background pendidikan minimal S2 terlebih jika dosen tersebut mengajar calon S1. Tapi apakah background pendidikan menjamin kualitas dari seorang dosen?.

Pada penerapannya hal tersebut bertolak belakang dengan keadaan sebenarnya. Di kampus saya misalnya banyak sekali dosen-dosen muda yang juga telah menyelesaikan tugas Thesisnya sebagai syarat kelulusan sebagai mahasiswa strata 2 atau bergelar Master. Tapi dalam hal mengajar jauh panggang dari api. Out of expect. Mungkin untuk ilmu dosen tersebut telah mapan bahkan lebih dari cukup jika hanya untuk mengajar mahasiswa calon sarjana.

Lain hal dengan seorang dosen fresh graduated yang diberi tanggung jawab untuk mengajar dan kurasa ia tepat dalam posisi tersebut. Lantas kemudian mengapa dosen muda ini dapat lebih kompeten dalam hal mengajar dibandingkan dosen lain yang memiliki gelar akademik lebih tinggi?.

Usut punya usut dosen muda tesebut telah melanglang buana dalam dunia pengajaran. Mulai dari asisten dosen praktikum, kemudian beranjak naik hingga diberi tanggu jawab sebagai dosen. Kemudian apakah dosen muda tersebut dapat dikatakan berkualitas?.

Secara umum kualitas ditentukan dari output atau keluaran. Jika keluaran pada suatu didikan berhasil maka pendidikannya bisa dikatakan berkualitas, jika keluaran pada suatu didikan tidak memenuhi harapan/tujuan berarti pendidikannya dapat dikatakan tidak berkualitas atau gagal. Just simple.

Sehingga dalam kasus diatas dapat kita simpulkan bahwa dosen dapat dikatakan berkualitas atau tidak adalah berdasarkan hasil binaan atau didikan dari dosen tersebut. Gimana hasilnya? Apa hasilnya? Dan indikasi-indikasi nyata lainnya. Just it.

Kemudian apa sih yang paling utama dalam mengajar?. mengapa tidak semua dosen mampu menjadi dosen berkualitas dengan menghasilkan kualitas-kualitas unggul?.

Mengajar, berasal dari kata ajar yang bermakna memberi tahu, mengarahkan dan masih banyak lagi. Hingga sederhananya menurut saya menjadi pengajar berkualitas bukan dari IQ yang tinggi atau gelar yang banyak, tapi dari bagaimana cara mentransfer suatu gagasan atau ilmu kepada murid atau didikan agar dapat mudah dimengerti atau diterima oleh nalar didikannya tersebut, dalam hal ini mahasiswa.

Jika ada seorang dosen yang mampu mentransferkan apa yang ingin ia “transfer” kepada muridnya/mahasiswa dan kemudian “data” tersebut sampai kepada mahasiswanya sesuai harapan atau tujuan, maka bagi saya itulah yang disebut dosen berkualitas. Just it, and no more.

   

1 komentar:

  1. dosen yang berkualitas itu bukan hanya cara mengajar saja tapi juga sering nulis di jurnal ilmiah minimal artikel di mass media kalau bisa bikin buku. sekarang kelemahan dosen kita ialah tidak bisa nulis. banyak doktor yang tidak ada karya ilmiahnya berbentuk buku paling tidak jurnal ilmiah. Di PTS gelar doktor lebih diakui dari pangkat akademik karena banyak dosen yang nggak punya pangkat akademik

    BalasHapus

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Search

Blogroll

goresan pena. Diberdayakan oleh Blogger.

About